SIMALUNGUN | BERITA A1
Ulat api adalah salah satu musuh yang sangat ditakuti dalam perkebunan kelapa sawit, karena serangan ulat api akan menurunkan produktifitas tanaman kelapa sawit. Namun, tetap ada upaya penanggulangan dan pengendalian ulat api ini, Menejemen PTPN III Kebun Bangun terus berupaya melakukan pengendalian ulat yang menyerang daun ini.
Pada kelompok Tanaman Menghasilkan (TM) serangan ulat api akan berdampak pada penurunan produktifitas tanaman karena terganggunya proses fotosintesis yang mengakibatkan terganggunya proses pembentukan bunga dan buah.
Sejak terdeteksi pada Mei 2022 kemarin, segala upaya dilakukan pihak perkebunan. Diantaranya dengan melakukan fruit trap, penyemprotan insektisida dan penanaman tanaman yang menjadi makanan hama ini. “Kemarin, masuk dalam kriteria sedang dan terus menurun setelah dilakukan pengendalian. Rata-rata dalam satu pelepah terdapat 5-7 ekor ulat,” kata Asisten Afdeling III Kebun Bangun Widiantoro Wijaya.
Ia menambahkan, setelah dilakukan telling pada akhir Mei kemarin, pihaknya tidak menemukan lagi ulat api yang menyerang pelepah kelapa sawit. “Kita ambil sampel ulat mulai dari kecil, tujuannya untuk mengetahui siklus hidupnya dan cara yang paling efektif dalam melakukan pemberantasan,” terang pria asal Kota Pematangsiantar ini.
“Serangan ulat api saat ini sudah terkendali. Kita sudah fogging ulat api pada malam hari, penanaman beneficial plant yaitu bunga pukul delapan, bunga air mata pengantin dan ketepeng cina, kemudian pembuatan fruit trap, dan kutip kepompong,” kata Asisten Kepala (Askep) PTPN III Kebun Bangun, Lili Rajali Nasution melalui Asisten Afdeling II Jemahaganta Surbakti.
Ditemui di kantornya, Jumat (10/06/2022) siang, Asisten menambahkan, sejauh ini hasil penanggulangan cukup memuaskan dimana hama sudah terkendali dan populasinya sudah menurun drastis. “Saat ini sudah turun dan tetap kita pantau populasinya. Untuk saat ini hasilnya memuaskan dan memperkuat pelaksanaan global telling agar tidak terjadi ledakan populasi,” katanya mengakhiri. (DN)