SIMALUNGUN | BERITA A1
Lapas klas IIA Pematang Siantar gelar razia dan penggeledahan di kamar hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Kegiatan ini untuk meminimalisir gangguan di dalam lapas baik peredaran narkoba dan barang terlarang lainnya, Jumat (17/03/2023) malam.
Selain untuk meminimalisir gangguan kemanan dan kenyamanan mewujudkan Zero Handphone, Pungli dan Narkoba (Halinar), kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan untuk menyambut Hari Bhakti Pemasyarakatan yang ke 59, sesuai dengan Surat edaran Direktur Jendral Pemasyarakatan Nomor PAS1.UM.01.01-185.
Razia dimulai dengan pelaksanaan Apel Gabungan yang diikuti oleh para petugas Lapas, TNI, POLRI dan BNN. Dalam arahan pada saat apel Kalapas menghimbau agar dalam teknis pelaksanaan razia dan penggeledahan secara Humanis dan Persuasif.
Pelaksanaan razia gabungan dibagi menjadi empat tim yang memeriksa kamar-kamar hunian WBP Di blok Hunian Lapas Pematang Siantar. Dalam hasil tersebut, tidak ditemukan adanya narkoba di kamar WBP. Dari hasil penggeledahan pada razia ini ditemukan beberapa jenis barang terlarang diantaranya kabel, pemantik api, almunium batangan hingga sajam rakitan yang dapat memicu adanya potensi gangguan ketertiban maupun keamanan yang ada di dalam lapas.
Kapalas Pematang Siantar, M. Pithra Jaya Saragih berharap semoga kegiatan ini dapat meningkatkan sinergitas Lapas Pematangsiantar dengan Aparat Penegak Hukum (APH). “Kita ingin menjadikan Lapas Pematang Siantar semakin BerAKHLAK serta memajukan Pemasyarakatan,” ujar Kalapas.
Terpisah, Kapolsek Bangun, AKP LS Gultom mengatakan dalam razia gabungan tersebut pihaknya berhasil menemukan adanya warga binaan yang menyimpan mancis, handphone, sendok besi dan jepit kuku. Barang-barang tersebut, memang dilarang disimpan oleh para warga binaan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Selanjutnya seluruh barang-barang temuan tersebut dilakukan pemusnahan dengan cara dibakar,” jelasnya.
LS Gultom menambahkan, kegiatan razia yang dilaksanakan ini berjalan dengan baik. Para warga binaan tidak ada yang melakukan perlawanan saat razia digelar. (DN)