Pospera Simalungun: “Mari Kita Hentikan Isu SARA dan Pengkotak-kotakan yang Berakibat pada Kerugian Kita Sendiri”

0
533
Ketua DPC Pospera Simalungun, Sihar Napitupulu didampingi sekretaris Zulham Efendi Siregar, bendahara Sondang Nainggolan bersama pengurus DPC lainnya di acara konferensi pers di A&B Cafe dan Steak

SIMALUNGUN | BERITA A1
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pospera Kabupaten Simalungun dengan tegas menolak dan melawan tindakan dan penyebaran isu SARA yang dapat menciptakan perpecahan serta menghancurkan ketentraman keberagaman dan toleransi yang selama ini telah terjaga dengan baik di tengah-tengah masyarakat Simalungun.

Hal itu, disampaikan Ketua DPC Pospera Simalungun, Sihar Napitupulu didampingi sekretaris Zulham Efendi Siregar, bendahara Sondang Nainggolan bersama pengurus DPC lainnya di acara konferensi pers di A&B Cafe dan Steak, Kamis (18/11/2021).

Iklan
Iklan

Sihar Napitupulu menyampaikan hal tersebut, menyikapi perkembangan isu politik dan birokrasi yang saat ini sedang hangat di Kabupaten Simalungun tentang penolakan Sekda Kabupaten Simalungun yang disebut-sebut saat ini dijabat non etnis Simalungun.

Pospera, kata Sihar Napitupulu, sebagai lembaga yang konsern pada terjaminnya kesejahteraan masyarakat Simalungun khususnya, menentang hal ini dan sangat menyayangkan bila ada kelompok-kelompok tertentu yang mengatas namakan masyarakat Simalungun, mengusung isu SARA ini, dimana hal ini telah menciptakan kegaduhan ditengah tengah masyarakat.

“Sehingga DPC Pospera Simalungun layak menduga hal ini sengaja dilakukan demi kepentingan oknum-oknum tertentu yang kita duga didasari atas tidak terpenuhinya kepentingan kelompok tersebut oleh Pemkab Simalungun. Warga Simalungun sudah dari dahulu dikenal sebagai masyarakat yang toleran serta memIliki etos sapangambei manoktok hitei,” kata Sihar Napitupulu.

Pada kesempatan itu, Sihar Napitupulu juga mengingatkan, Pospera sebagai lembaga non partisan, sangat mendukung kebebasan berpendapat dan menyuarakan aspirasi, sebagai bentuk kontrol terhadap Pemerintah, demi terjaminnya kesejahteraan masyarakat Simalungun.

“Namun bagi kita kebebasan berpendapat tidak dengan menghalalkan segala cara. Apalagi sampai mengorbankan tatanan kehidupan masyarakat yang selama ini telah terbina dengan baik. Tindakan menyuarakan intoleran bagi Pospera adalah sebuah tindakan yang konyol dan merugikan,” katanya.

Untuk itu, Pospera Simalungun meminta kepada seluruh pihak agar arif dan bijaksana menyikapi isu-isu SARA yang saat ini sedang dihembuskan pihak tertentu yang dapat menghancurkan ketenteraman Simalungun.

“Kita meminta Kapolres Simalungun agar bertindak tegas dalam menyikapi hal ini, sebelum perpecahan dan kerusuhan sosial terjadi di daerah ini, yang nantinya kita khwatirkan akan dapat memakan korban. Kita harapkan Simalungun tidak sampai menjadi daerah konflik akibat isu SARA,” katanya.

Perlu diketahui pendahulu-pendahulu etnis Simalungun telah merumuskan dan menanamkan toleransi yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dalam seminar kebudayaan tahun 1964, dimana disimpulkan siapa saja sebenarnya yang dapat disebut sebagai orang Simalungun.

Dalam kesimpulan para tokoh pendahulu Simalungun, “Halak Simalungun aima na marahap Simalungun (orang Simalungun ialah siapa saja yang punya ahap Simalungun, red). Ahap adalah bentuk penghayatan sifat-sifat kultur Simalungun yang prinsipnya ialah habonaron do bona, sapangambei manoktok hitei.

“Artinya orang Simalungun memiliki prinsip hidup bersikap benar dan adil sambil bersama-sama (bergotong royong) membangun jembatan menuju kesejahteraan bersama. Artinya setiap orang akan menjadi orang Simalungun jika ia hidup dengan prinsip-prinsip Simalungun tadi,” kata Sihar Napitupulu.

Hal tersebut juga diperkuat pada rapat kerja PMS Agustus 2007, dimana dalam rapat itu dinyatakan bahwa orang Simalungun tidak lagi terbatas pada Etnis Simalungun, namun telah sampai pada titik siapa saja yang tinggal dan memiliki ahap Simalungun adalah orang Simalungun.

“Untuk itu, mari kita hentikan isu SARA dan pengkotak-kotakan yang berakibat pada kerugian kita sendiri, biarkan para pemimpin Pemerintahan Kabupaten Simalungun bekerja dengan tenang dan focus dalam membangun daerah yang kita cintai ini. Perubahan tidak dapat diciptakan dalam satu malam. Namun Pemkab Simalungun membutuhkan dukungan semua pihak, setelah itu bersama-sama kita kontrol dan pastikan kinerja Pemkab sesuai harapan kita bersama,” katanya.

Turut hadir di acara tersebut, Wakil Ketua Dapotan Silalahi, Holman Saragih Garingging, Edy Simon Damanik, Hotdesnal Sumbayak, Jhon Turnip, Ediman Sinaga, Gunawan Sirait, Nobel Siregar, dan Wakil Sekretaris Marjo Situmorang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here